MERDEKA.COM. Sekjen Gerindra Ahmad Muzani tak persoalkan
perbedaan hasil hitung cepat di pilpres kemarin. Dia hanya mengkritisi
kubu Jokowi-JK yang sudah deklarasi kemenangan saat TPS-TPS belum
selesai menghitung suara.
"Persoalannya kredibilitas (survei) itu
nanti akan ditentukan pastinya tanggal 22 Juli, jadi saya kira
masalahnya adalah pada saat quick count belum tuntas dinyatakan selesai
ada pihak yang mengklaim menang itu problemnya," ujar Muzani di Gedung
DPR, Jakarta, Kamis (10/7).
Menurut dia, tidak masuk akal Kubu
Jokowi-JK melakukan deklarasi pada Pukul 14.00 WIB. Dia melihat ini
strategi Jokowi-JK jika nanti saat real count KPU menyatakan
Prabowo-Hatta maka akan dituduh curang.
"Jam 2 di saat
perhitungan belum selesai di Indonesia bagian barat sudah dinyatakan
menang itu problem yang menurut hemat kami menimbulkan situasi dimana
ada skenario dia ingin mengklaim menang kemudian kalah seolah-olah ada
kecurangan," tegas Muzani.
Anggota Komisi I DPR ini menilai,
deklarasi yang terlalu dini hanya sebuah pembenaran semata. Dia melihat,
dari dahulu memang PDIP selalu bermain persepsi.
"Inikan ada
sebuah tindakan pembenaran apa yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa
kita hanya kecurangan yang bisa mengalahkan. Dari dulu bermainnya
seperti itu bermain persepsi bermain seolah-olah bermain ya anu, ya
anu," lanjut dia.
No comments:
Post a Comment